Sabtu, 29 Juli 2017
Kamis, 20 April 2017
SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN
Sistem
ekskresi pada hewan merupakan
proses pengeluaran zat-zat yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh hewan itu
sendiri. Ada beberapa sistem ekskresi pada hewan mulai
dari cacing tanah (annelida), ikan (pisces),
serangga (insekta), katak (amphibi), reptil, dan
burung (aves).
1. Sistem
Ekskresi pada Hewan (Cacing Tanah atau Annelida)
Sistem Ekskresi pada Hewan (Cacing Tanah)
Cacing
tanah memiliki alat ekskresi berupa Nefridium, setiap nefridium memiliki corong
yang terbuka dan bersilia yang disebut Nefrostom. Mekanismenya sistem ekskresi
pada hewan khususnya cacing tanah yakni nefrostom yang terdapat di dalam rongga
tubuh dan terisi penuh dengan cairan, cairan yang diambil oleh nefrostom
tersebut kemudian masuk ke dalam nefridia, di dalam nefridia terjadi Reabsorpsi
atau penyerapan kembali cairan yang masih bermanfaat. Cairan yang sudah tidak
bermanfaat lagi akan di keluarkan melalui Nefridiofor.
2.
Sistem Ekskresi pada Ikan (Pisces)
Alat
ekskresi yang menyusun sistem ekskresi pada hewan dalam hal
ini ikan atau pisces meliputi insang dan ginjal. Ginjal mengekskresikan urin
dan insang mengekskresikan karbon dioksida. Dalam sistem ekskresi ini, antara
ikan air tawar dan ikan air larut agak berbeda. Pada ikan air tawar, air yang
masuk lebih banyak sehingga urin yang dikeluarkan mengandung amonia dan urin
encer. Glomerulus pada ginjal lebih banyak sehingga terjadi penyaringan sisa
metabolisme dengan cepat.
Sistem Ekskresi pada Ikan
Sedangkan
pada ikan air laut, urin yang dikeluarkan lebih sedikit dan mengandung urea,
karena hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi, banyak minum air.
Glomerulus yang ada sedikit sehingga proses penyangga berjalan lambat.
3.
Sistem Ekskresi pada Serangga (Insekta)
Sistem Ekskresi pada Serangga
Alat
ekskresi yang dimiliki serangga berupa tubulus malpighi. Tubulus malpighi
terdapat didalam hemosoel dan tergenang darah. Lubang ekskresi tidak langsung
keluar dari tubuh, tetapi sel-sel tubulus zat-zat hasil metabolisme dan
meneruskan masuk ke lumer tubulus, dan diserap kembali. Hal ini menyebabkan
kadar air turun, maka asam urat mengendap. Tubulus malpighi menuju usus dan di
usus air banyak diabsorpsi. Asam urat keluar bersama feses, sehingga belalang
dapat membuang limbah nitrogen dan tidak harus kehilangan banyak air.
4.
Sistem Ekskresi pada Hewan (Katak atau Amphibi)
Sistem Ekskresi pada Hewan (Katak atau Amphibi)
Alat
ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak
dikanan dan kiri tulang belakang. Warnanya merah kecoklatan, bentuknya
memanjang dari depan ke belakang. Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan
disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang berupa kantong
berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk
menyimpan urine sementara. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran
kelaminnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.
5.
Sistem Ekskresi pada Hewan (Reptil)
Reptil
Alat
ekskresi pada reptil berupa ginjal (metanefros) yang sudah berkembang sejak
masa fase embrio. Ginjal ini dihubungkan oleh saluran ke kantung kemih dan
langsung bermuara ke kloaka. Selain ginjal, pada reptil memiliki kelenjar kulit
yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk mengusir musuh.
6.
Sistem Ekskresi pada Burung atau Aves
Burung atau Aves
Alat
ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru dan kulit.
Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna coklat. Saluran ekskresi terdiri
dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus
(kloaka). Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan
kelarutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang
hidung). Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar
minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki
bulu-bulunya.
Rabu, 19 April 2017
Kelainan Pada Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada manusia dapat
mengalami gangguan karena adanya kelainan atau penyakit. Kelainan dan penyakit
pada sistem ekskresi dapat disebabkan oleh banyak hal. Misalnya virus, bakteri,
jamur, polusi, efek samping obat, makan makanan yang tidak sehat, dan minum
minuman yang tidak sehat. Salah satu solusi untuk menjaga sistem ekskresi
supaya tetap sehat adalah dengan berolahraga teratur dan perbanyak minum air.
Nah, berikut adalah berbagai macam kelainan dan penyakit pada sistem ekskresi.
Langsung saja kita simak yang pertama:
1. Batu Ginjal
Batu ginjal adalah adalah gangguan yang ditandai dengan adanya pengendapan
garam kalsium di dalam rongga ginjal sehingga urine tidak dapat keluar dari
tubuh. Batu ginjal disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi garam mineral
(terutama kalsium) dan terlalu sedikit minum air. Gangguan ini dapat diatasi
dengan cara memecahkan endapan garam kalsium dengan menggunalan sinar laser.
2. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan dimana ginjal tidak berfungsi sebagai alat
penyaring darah. Kelainan ini sangatlah berbahaya karena bisa menyebabkan
kematian. Gagal ginjal dapat ditolong dengan melakukan cuci darah secara
teratur dan dapat diatasi dengan melakukan cangkok ginjal.
3. Nefritis
Nefritis adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan bagian glomerulus
yang disebabkan oleh adanya bakteri Streptococcus. Nefritis seringkali disebut
radang ginjal. Glomerulus adalah bagian penting dalam nefron ginjal karena
disanalah tempat penyaringan darah terjadi. Akibatnya, penyerapan air dan
zat-zat yang harus dikeluarkan menjadi tidak optimal dan tertimbun di daerah
kaki sehingga terjadi pembengkakan. Penyakit ini dapat diatasi dengan melakukan
cangkok ginjal dan cuci darah sampai mendapatkan donor ginjal.
4. Anuria
Anuria adalah penyakit kegagalan ginjal dalam menghasilkan urin. Anuria
bisa disebabkan oleh kurangnya tekanan di glomerulus, sehingga plasma darah
tidak bisa masuk ke dalam glomelurus. Kurangnya tekanan ini bisa disebabkan
oleh penyempitan arteriol efferen oleh hormon epinefrin atau oleh pendarahan
sehingga darah tidak dialirkan ke ginjal.
5. Glukosuria
Glukosuria adalah penyakit yang ditandai dengan adanya glukosa dalam urine.
Penyakit ini sering disebut kencing manis atau diabetes mellitus. Kadar gula
darah meningkat karena kekurangan hormon insulin yang mengatur komposisi gula
dalam darah. Dalam keadaan normal, hormon insulin akan mengubah gula yang
berlebihan menjadi energi. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan
glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
6. Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit yang ditandai dengan adanya albumin (protein)
di dalam urine. Albuminuria disebabkan oleh kerusakan pada nefron. Cara
mencegah penyakit ini adalah dengan mengonsumsi makanan dengan jumlah zat gizi
seimbang dan minum air 8 gelas setiap hari.
7. Bilirubinaria
Bilinubinaria adalah konsentrasi bilirubin dalam urin yang di atas normal.
Bilirubinaria menunjukkan adanya penguraian hemoglobin dalam darah merah yang
berlebihan atau adanya ketidakfungsian hati atau kerusakan empedu.
8. Hematuria
Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine.
Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ ginjal atau karena
iritasi akibat gesekan batu ginjal.
Kelainan dan Penyakit pada Kulit
9. Skabies
Skabies adalah penyakit yang ditandai dengan gejala gatal terutama pada
malam hari. Skabies lebih dikenal sebagai kudis. Skabies muncul di tempat yang
lembab atau pada lipatan-lipatan pada tubuh. Skabies dapat menular.
10. Biduran
Biduran adalah penyakit yang ditandai dengan timbulnya bencol-bencol yang
tidak beraturan dan terasa gatal. Gangguan ini disebabkan oleh udara dingin dan
alergi. Maka dari itu, tindakan pencegahannya adalah dengan menghindari
bahan-bahan yang dapat menyebabkan alergi pada kulit. Periksakan diri ke dokter
bila biduran pada kulit tidak kunjung hilang dalam waktu beberapa hari.
11. Kurap
Kurap adalah penyakit menular yang ditandai dengan adanya baian kecil yang
kasar pada kulit dan dikelilingi lingkaran berwarna merah muda. Penyakit ini
disebabkan oleh jamur. Kurap dapat diobati dengan anti jamur yang mengandung
mikonazol dan kloritomazol dengan penggunaan yang sesuai dengan aturan pakai.
Kurap dapat dicegah dengan menghindari kontak sentuhan dengan penderita, selalu
menjaga tangan agar tetap bersih, dan menjaga kebersihan lingkungan.
12. Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit yang ditandai dengan kulit kemerahan yang terjadi
di kulit kepala, siku, punggung, dan lutut. Penyakit ini belum bisa
disembuhkan, namun gejalanya dapat dihilangkan dengan pengobatan teratur.
Penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui. Hasil penelitian menduga
bahwa penyakit ini disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
13. Panu
Panu adalah penyakit yang ditandai dengan timbul bercak keputihan disertai
rasa gatal saat berkeringat. Panu disebabkan oleh jamur. Panu sering dijumpai
pada remaja usia belasan dan orang tua. Panu dapat dicegah dengan menjaga
kebersihan badan supaya tidak lembab. Penyakit panu adalah penyakit menular
sehingga disarankan untuk tidak menggunakan pakaian atau handuk milik penderita
panu.
14. Kanker Kulit
Kanker kulit adalah penyakit yang disebabkan karena kulit terlalu lama
terkena sinar matahari. Penyakit ini lebih sering menyerang orang berkulit
putih karena sensitif terhadap sinar matahari. Pencegahannya adalah dengan
menggunakan tabir surya.
Kelainan dan Penyakit pada Hati
15. Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus tersebut
adalah virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus
hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus
hepatitis A. Hepatitis dapat dicegah dengan vaksinasi. Hepatitis dapat menular
melalui darah seperti virus HIV.
16. Penyakit Kuning
Penyakit kuning adalah penyakit yang ditandai dengan warna darah menjadi
kekuningan, sklera mata menjadi kekuningan, kuku jari menjadi kekuningan, dan
kulit tampak pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena cairan empedu bercampur
di dalam darah. Saluran empedu tersumbat dan menyebabkan cairan empedu tidak
dapat menuju usus dua belas jari sehingga masuk ke dalam darah. Penyebabnya
adalah karena minum-minuman beralkohol atau karena penyakit lain yang
menyebabkan saluran empedu tersumbat.
17. Sirosis Hati
Sirosis hati adalah penyakit yang ditandai dengan adanya goresan di dalam
hati akibat banyaknya jaringan ikat di hati. Sirosis hati merupakan serangan
lanjutan dari virus hepatitis B dan C. Sirosis hati belum dapat disembuhkan.
18. Hemokromatosis
Hemokromatosis adalah kelainan metabolisme yang ditandai dengan adanya
pengendapan besi berlebih dalam jaringan. Penyakit ini bersifat genetik atau
keturunan.
19. Perlemakan Hati
Perlemakan hati adalah keadaan dimana terdapat lemak di dalam hati yang
melebihi 5% dari berat hati. Perlemakan hati seringkali menjadi penyebab
kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengonsumsi
minuman beralkohol atau karena bukan alkohol.
20. Kolestasis dan Jaundice
Kolestasis adalah keadaan akibat terjadinya kegagalan hati dalam
memproduksi dan atau pengeluaran empedu. Kolestasis dapat menyebabkan gagalnya
penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, dan K oleh usus, juga dapat menyebabkan
terjadinya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.
Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen
empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut jaundice. Pada keadaan
ini kulit penderita telihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan
feses lebih terang.
Kelainan dan Penyakit pada Paru-Paru
21. Asma
Asma adalah penyakit yang membuat penderitanya susah untuk bernapas karena
penyempitan saluran pernapasan pada paru-paru. Asma tidak menular dan bersifat
menurun. Asma juga dapat terjadi bila berada di lingkungan yang udaranya
tercemar polusi. Gejala asma tidak selalu terjadi dan bisa muncul dan
menghilang kapan saja. Bila terjadi asma, sebaiknya segera diberikan tindakan
pengobatan.
22. Pneumonia
Pneunomia adalah penyakit yang ditandai dengan alveolus dipenuhi oleh
cairan sehingga oksigen susah masuk. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri,
virus, atau jamur yang menginfeksi alveolus. Pencegahannya adalah dengan selalu
menjaga kesehatan dan kebersihan. Penderita pneumonia bisa disembuhkan dengan
meminum antibiotik.
23. TBC
TBC adalah singkatan tuberkulosis. Tuberkulosis adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tindakan
pencegahannya adalah dengan menghindari kontak dengan penderita TBC dan tidak
menggunakan peralatan terutama peralatan makan milik penderita TBC. Tuberkulosis
dapat disembuhkan dengan meminum obat secara rutin selama 6 sampai 9 bulan.
Obat harus diminum sampai habis dan harus tepat waktu supaya bakteri tidak
kebal terhadap obat tersebut.
24. Emfisema
Emfisema adalah penyakit yang ditandai dengan hilangnya elastisitas
alveolus. Paru-paru penderita emfisema lebih besar dari norma karena karbon
dioksida terperangkap di dalam paru-paru. Penyebab penyakit ini adalah karena
terlalu banyak menghirup asap rokok.
25. Bronkitis
Bronkitis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada bagian
bronkus. Penyebabnya adalah karena infeksi, asap rokok, maupun polusi udara.
Penyakit ini dapat diobati dengan meminum antibiotik.
26. Asbestosis
Asbestosis adalah penyakit yang ditandai dengan penebalan pleura yang
disebabkan karena menghirup serat asbes. Serat asbes yang terhirup dapat
mengendap di dalam paru-paru. Dalam keadaan yang parah, asbestosis dapat
menyebabkan kanker.
27. Paru-Paru Hitam
Paru-paru hitam seringkali diderita oleh para pekerja tambang batubara.
Pencegahannya adalah dengan melakukan pemeriksaan setiap 4 tahun sehingga bisa
ditangani sejak dini. Penyakit ini lebih lanjut dapat menyebabkan gagal jantung
atau tuberkulosis.
28. Sinusitis
Sinusitis adalah infeksi pada rongga sinus yang letaknya di sekitar hidung.
Alergi adalah pemicu timbulnya sinusitis. Cara pencegahannya adalah dengan
menghindari benda yang dapat memicu alergi dan menjaga daya tahan tubuh.
29. Pleuritis
Pleuritis adalah peradangan pada pleura. Penyakit ini dapat menyebabkan
penderita merasakan sakit ketika bernapas. Pleuritis dapat disebabkan oleh
alergi.
30. Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel kanker
yang tidak normal di dalam paru-paru. Jika dibiarkan, sel kanker dapat menyebar
ke organ lain. Kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh kebiasaan merokok
dan sisanya disebabkan oleh terhirup logam berat
Senin, 17 April 2017
GLOSARIUM
NO
|
ISTILAH
|
DEFINISI
|
1.
|
Albuminaria
|
Penyakityang ditandai adanya protein dalam albumin dalam urine karena
kerusakan glomerulus.
|
2.
|
Antidiumetika
|
Hormone ADH yang mengatur jumlah air di tubulus dista.
|
3.
|
Anuria
|
Urine yang tidak dapat keluar sama sekali.
|
4.
|
Augmentasi
|
Prosespenambahan ion K+, senyawa NH3,dan ion H+ pada urine sekunder
didalam tubulus kontorpus distal.
|
5.
|
Bilirubin
|
Pigmen hijau biru yang dikeluarkan empedu.
|
6.
|
Biliverdin
|
Pigmen kuning keemasan yang dikeluarkan empedu.
|
7.
|
Defekasi
|
Proes pengeluaran sisa sisa
|
8.
|
Diabetes Inspidus
|
Penyakit banyak kencing akibat kurang hormone ADH.
|
9.
|
Diabetes Militus
|
Tingginya glukosa darah sehingga urine yangdihasilkan mengandung glukosa.
|
10.
|
Dialysis
|
Salah satu proses menggantikan kerja ginjal / cuci darah
|
11.
|
Edema
|
Penyakit akibat penimbunan air di ruang interseluler.
|
12.
|
Eksresi
|
Proses pengeluaran metabolisme yang sudah tak digunakan oleh tubuh dalam
bentuk urine,keringat ataupun CO2.
|
13.
|
Filtrasi
|
Proses penyaringan darah di glomerulus dalam badan malpigi.
|
14.
|
Filtrate Glomelurus
|
Istilah lain dari urine primer.
|
15.
|
Filtrate Tubulus
|
Istilah lain dari urine sekunder.
|
16.
|
Glandula Sabacea
|
Kelenjar lemak pada lapisan epidermis kulit.
|
17.
|
Glandula Sudorifera
|
Kelenjar lemak pada lapisandermis kulit.
|
18.
|
Glomerulus
|
Jalinan kapiler anterior padacekung kapsul Bowman.
|
19.
|
Korteks
|
Lapisan luaryangmengandung badan malpigi,tubulus proksimal dan
tubulusdistal.
|
20.
|
Medulla
|
Bagian ginjal yag mengandung pembuluh pengumpul,lengkung henle.
|
21.
|
Nefridior
|
Lubang pengeluaran limbah bernitrogen yang dikeluarkan tubuh.
|
22.
|
Nefritis
|
Penyakit yang disebabkanolehinfeksi padabadan neutron.
|
23.
|
Nefron
|
Unit stuktural dan fungsional terkecil ginjal.
|
24.
|
Poliuria
|
Kondisi urine yangsangat encer karena kegagalan neufron untuk mengadakan
reabsorbsi.
|
25.
|
Reabsorbsi
|
Proses penyerapan kembali bahan yang masih adadalam darah setelah
mengalamifiltrasi.
|
26.
|
Sekresi
|
Proses pengeluaran metabolisme yang masih dapat digunakan oleh tubuh.
|
27.
|
Uremia
|
Kondisi yang ditandai dengan adanya urea dalam darah.
|
29.
|
Urobilin
|
Pigmen kuning kecoklatan yang dikeluarkan empedu untuk member warna pada
feses dan urine.
|
30.
|
Vesikula Urinaria
|
Kandung kemih yang mengandung urine.
|
Langganan:
Postingan (Atom)