Pendidikan merupakan salah satu prioritas utama
dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi. Baik dari segi wilayah dan
letaknya, pendidikan harus mendapat tempat yang layak bagi masyarakat.
Pendidikan tidak hanya harus berada di pusat perkotaan tetapi harus bisa
mencakup wilayah-wilayah yang berada jauh dari pusat pemerintahan. Memang
masing banyak persoalan yang harus dihadapi pemerintah terkait pendidikan yang
masing-masing dapat menempatkan skala prioritas berdasarkan pertimbangan dan
perhitungannya sendiri.
Pendidikan
di Provinsi KEPRI yang memiliki 7 kabupaten/kota merupakan skala yang sangat
luas dalam pemerataan pendidikan dalam memajukan pendidikan di provinsi KEPRI.
Selain pemerataan pendidikan yang menjadi faktor pendukung, ada dua hal yang
membuat pendidikan di wilayah KEPRI terhambat yaitu SDM dan infrastruktur.
Sumber daya manusia mencakup pola pikir masyarakat terhadap pendidikan,
kualitas, dan terkait sumber makanan yang diperoleh di suatu wilayah. Sedangkan
terkait infrastruktur yaitu transportasi, bangunan, sumber bacaan, serta
listrik di wilayah tersebut.
Dari
kacamata berbagai wilayah tentang pendidikan, seperti yang disampaikan oleh
mahasiswa fskultas sosial dan ilmu politik UMRAH, mencakup berbagai daerah di
kabupaten/kota seperti di kabupaten
lingga, lisdariani mengungkapkan pendidikan diwilayah lingga tepatnya lingga
utara,pancur masih minim fasilitas, tidak terdapat perpustakaan umum, yang
adanya di SMA dan SMP saja, fasilitas laboratoriumpun kurang lengkap, walaupun
sekarang listrik sudah 24 jam. Transportasi menuju sekolah menggunakan boat
dilakukan anak sekolah sampai sekarang, terkesediaan sumber makanan dari laut
dan berkebun adalah sumber nutrisi karena lingga memiliki laut yang luas untuk
mata pencaharian. Kualitas guru sudah mulai membaik sesuai dengan skill
masing-masing dalam mengajar.
Dari wilayah
kabupaten karimun, berbeda lagi menurut indah utari mahasiswa yang berasal dari
desa sungai sebesi, kec. Kundur. Laut di daerahnya sudah terkontaminasi sehingga jarang mendapat asupan dari laut
seperti ikan. Sekolah sudah mulai berkembang lebih baik, tenaga pendidiknya
sudah memenuhi dan malahan berlebihan, listrik sudah memadai dengan adanya
perpustakan dan transportasi ke sekolah yang sudah baik pula. Bangunan sekolah
sudah tertata rapi.
Sedangkan di
wilayah kota bintan masih ditemukan kekurangan dalam pendidikan sesuai dengan
yang dituturkan oleh nirda ningsih di daerah mantang. tenaga pendidik masih
kurang dan masih banyak guru yang mengajar tidak sesuai kemampuan, minat baca
yang kurang karena tidak tersedia perpustakaan sekolah di daerah terebut. Dan
masalah biaya sudah ada dana bos atau dari pemerintah. Asupan nutrisi saat baik
karena wilayah bintan yang terkenal akan lautnya.
Dari
kacamata wilayah yang berada di kabupaten anambas, sesuai dengan mahasiswa yang
berasal dari anambas yaitu hendri mahardika mahasiswa IP yang tingggal di
daaerah palmatak. Sekarang lagi genjar-genjarnya membangun pendidikan, seperti
sekolah dan infrastrukturnya dan guru sudah terpenuhi, listrik sudah 24 jam dan
pandangan masyarakat terhadapat pendidikan saat baik dan antusias dalam
memajukan wilayah anambas dan sebagai agrowisata.
Di wilayah
natuna, yang berhadapan langsung dengan Negara tetangga masih saat
memprihatinkan apa lagi di desa pulau laut, terdapat perpustakan tetapi tidak
ada bahan bacaan yang akan dibaca. Pemerintah
belum banyak membangun sarana dan prasarana pendidikan banyak anak usia
sekolah yang tidak dapat mengeyam pendidikan. Selama ini pemerintah fokus pada
pembangunan di wilayah perkotaan. Dan terkesan lebih banyak dikembangkan di
Batam dan Tanjungpinang. Banyaknya yang telah selesai kuliah tidak pulang
kampong untuk membangun kampong sendiri.
Pendidikan
merupakan hak dasar masyarakat di seluruh Indonesia tidak terlepas di wilayah
perbatasan Negara Indonesia. Perhatian pemerintah yang kurang terhadap
pendidikan di kawasan perbatasan bisa memperburuk keadaan pendidikan di
Indonesia.
Penulis : Nita Tri Handayani, Abdul Basit, Nicella, Zurima Estika.